Rabu, 19 November 2014

Tari Zapin Melayu Riau

Tari zapin mulanya berasal dari tanah arab yaitu yaman dimana tarian zapin tersebut digunakan sebagai hiburan dikalangan istana khusuhnya di negeri parsi tarian zapin itu berasal. Kemudian dibawa dari Hadramaut, oleh saudagar arab pada awal abad ke-16 dan masuk ke Johor Lingga, 1824 tumbuh dan berkembang pada kerajaan Johor, Riau, dan Lingga. Barulah tari zapin merebak ke sekitar daerah melayu seperti Malaysia, Singapura, Indonesia dan Brunei Darussalam.

Perkembangan tari zapin identik dengan budaya melayu maupun dengan hal berpantun. Seniman dan budayawan mampu membuat seni tradisinya. Tidak mandek tapi penuh dinamika yang selalu dapat diterima dalam setiap keadaan. Makanya tari zapin masih eksis sampai saat ini. Bagaimanapun juga walaupun tari zapin masih eksis sampai sekarang tentunya ada daerah yang membuat tari zapin itu lebih berkembang dikalangan masyarakatnya. Tari zapin pada saat sekarang ini lebih berkembang di daerah pesisir pantai atau daerah kepulauan.

Tari zapin tumbuh dan berkembang didaerah melayu seperti daerah Brunei, Malaysia, singapura, dan Indonesia. Di Indonesia khususnya daerah yang ada suku melayu nya seperti Jakarta(betawi), Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat(Minang Kabau), Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Dan Bengkulu. Dan Khususnya didaerah Riau Tari zapin berkembang di daerah Siak Sri Indrapura, Bengkalis, Pelalawan dan disetiap daerah yang terdapat perbedaan latar belakang.


Tari zapin merupakan salah satu tari tradisi khususnya di Riau. Dimana tari zapin tradisi penarinya hanya ditarikan oleh para lelaki tetapi pada saat sekarang ini tari zapin sudah berembang dimana tari zapin sekarang sudah mengalami perubahan dan perkembangannya di setiap gerakannya. Tari zapin tradisi pada zaman dahulu kala yang hanya dilakukan oleh para penari lelaki akan mengangkat status sosialnya pada masyarakat dan selalu menjadi incaran oleh para orang tua untuk dijodohkan kepada anaknya.

Tari zapin diciptakan berdasarkan unsur sosial masyarakat pendukungnya, bukan hanya semata-mata sebagai uangkapan ekspresi, tetapi merupakan wajah batiniah dan ekspresi cultural masyarakat yang melahirkan. Tarian ini lahir dilingkungan masyarakat melayu riau yang sarat dengan berbagai tata nilai.

Kostum dan tata rias para penari saat akan menarikan tari zapin adalah
  • Laki-Laki
a) Baju Kurung Cekak Musang Dan Seluar
b) Kain Samping(Songket,Plekat)
c) Kopiah
d) Bros
  • Perempuan
a) Baju Kurung Labuh
b) Kain Songket
c) Kain Samping
d) Selendang/Tudung Manto
e) Anting-Anting
f) Kembang Goyang
g) Rantai/Kalung
h) Sanggul(Biasa, Lipat Pandan, Conget, DLL)

Gerakan tari zapin yang terdalat dalam tari zapin tradisi adalah
  1. Alif Sembah 11. Geliat 21. Minta Tahto
  2. Alif Satu 12. Mata Angin 22. Langkah Biasa
  3. Langkah Biasa 13. Langkah Biasa 23. Tahto
  4. Pusing Tengah 14. Pecah Delapn Sud
  5. Anak Ayam Patah 15. Sud Maju Mundur
  6. Langkah Biasa 16. Langkah Biasa
  7. Sud Depan 17. Nyambar
  8. Siku Keluang Berbalas 18. Langkah Biasa
  9. Pecah Delapan Pusing 18. Siku Keluang
  10. Langkah Biasa 20. Bunga Alif
Orang melayu iringan music melayu seperti alunan music arab makanya Alat musik yang digunakan dalam mengiringi tarian zapin tersebut adalah Gambus dan Marwas sebagai alat yang utama didalam musik pengiring tari zapin. Gambus adalah alat musik tradisional melayu yang terbuat dari phong untuk menghasilkan nada. Gambus dimainkan hampir sama dengan memainkan gitar yaitu dipetik. Sedangkan marwas merupakan alat music tabuh yang berbentuk gendang kecil, namun sering kali music pengiring zapin juga lengkap dengan alunan suara seruling, rebana, tar, serta biola. Ada juga yang menggunakan alat music seperti gendang, akordion sebagai alat pengiring tari zapin tersebut. Orang siak menggunakan view, gambus dan marwas sebagai alat pengiring tari zapin didaerahnya.

Tari zapin mempunyai tiga tingkatan dalam setiap gerakannya yaitu ;
  • Pemberian Salam(Pembuka)
  • Gerak Inti
  • Penutup(Tahto)
Tari zapin itu sendiri terbagi pula menjadi 2 bagian yaitu
  1. Tari Zapin Arab
  2. Tari Zapin Melayu
Musik melayu itu sendiri alunan musiknya mendapat pengaruh dari bangsa Arab, India, Persia, China, Dan Portugis.

Tari zapin merupakan tari klasik yang berada didalam kawasan melayu karena tari klasik ini adalah sebuah tari yang memiliki kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang tiifak boleh diubah-ubah. Tari zapin pada zaman dahulu dinarikan diatas tikar madani, tikar madani tersebut tidak boleh bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut.

- Tari zapin melayu didaerah Kabupaten Bengkalis

a. Unsur-unsur tari dalam tari zapin
Ada dua unsur yang paling penting dalam tari zapin yaitu gerak dan ritme. Gerak merupakan media utama untuk mengungkapkan ekspresi. Seluruh pengalaman kehidupan, peristiwa sejarah, keadaan alam merupakan sumber terjadinya gerak dalam tari. Desain yang berada diatas lantai yang dapat terligat oleh penonton, yang tampak terlukis pada ruang yang berda diatas lantai. Desain tersebut adalah datar, dalam, vertical, horizontal, kontras, lurus, lengkung, bersudut, tinggi, rendah, simetris, serta asimetris.

Didaerah kabupaten bengkalis tari zapin memiliki gerak sebagai berikut :
  • Gerak hormat pembukaan
  • Gerak sembah
  • Gerak alip biasa
  • Gerak bunga alip
  • Gerak pusing
  • Gerak siku keluang
  • Gerak sud mundur
  • Gerak pecah delapan
  • Gerak sud mundur
  • Gerak pecah delapan
  • Gerak geliat
  • Gerak pusing jadi
  • Gerak tongkah
  • Gerak ayam patah
  • Gerak seribut
  • Gerakk pecah delapan sud
  • Gerak minta tahto
  • Gerak tahto
  • Gerak sembah
  1. Desain musik, tari zapin di Kabupaten Bengkalis ini terbentuk oleh seperangkat instrument alat musik tradisi yang terdiri dari gambus, marwas, dan vokal.
  2. Desain dramatic suatu garapan tari yang utuh ibarat sebuah cerita pembuka, klimaks, dan penutup. Dari pembuka ke klimaks dmengalami perkembangan dan klimaks ke penutup terdapat penurunan. Begitu pula halnya dengan tari zapin, desain dramatiknya kerucut tunggal.
  3. Dinamika dalam tari zapin merupakan kekuatan dalam yang menyebabkan derak menjadi hidup. Dengan perkataan lain, dinamika dapat diibaratkan sebagai jiwa emosional daro gerak.
  4. Tema menggarap tari, apa saja dapat menjadi tema. Dari kejadian sehari-hari, pengalaman hidup yang sangat sederhana, cerita rakyat, upacara agama, dan lain-lain dapat menjadi sumber tema. Memperhatikan tari zapin, maka dapat dikatakan bahwa tari ini memiliki tema kehidupan sehari-hari, yaitu tema kehidupan sehari-hari yang bermasyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  5. Ruas tari zapin sebagai salah daru bentuk tari tradisi yang sederhana, menggunakan rias yang masih sangat sederhana. Artinya rias dalam tari ini hanya rias cantik.
  6. Kostum tari tradisi yang hidup dalam lingkungan masyarakatnya, pada umumnya masih menggunakan kostum tradisi yang berlaku dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Begitu pula dengan tari zapin, kostum yang dipakai tidak digarap khusus untuk tari tersebut.
Kostum dan rias dalam tari zapin ;
  • Laki-laki
  • Baju kurung leher cekak musang dan seluar
  • Kain samping(songket, plekat)
  • Kopiah
  • Bros
  • Wanita
  • Baju kurung labuh
  • Kain songket
  • Kain samping
  • Selendang/tudung manto
  • Anting-anting
  • Kembang goyang
  • Rantai/kalung
  • Sanggul(Biasa, lipat Pandan, conget, dan lain-lain)
Bisa juga menyebutkan unsur-unsur gerakan tari zapin dengan mengklasifikasikan sebagai berikut desain lantai, desain atas, desain musik, desain dramatic, dinamika, tema, rias, kostum, serta pementasan/ pertunjukan.
  • Secara umum bentuk gerak zapin tidak terlepas dari 3 unsur-unsur gerak yaitu :
a. Ruang
b. Waktu
c. Tenaga
  • Fungsi tari zapin dalam kehidupan sehari-hari :
a. Sarana upaca perkawinan
b. Sarana ungkapan kegembiraan
c. Pergaulan
d. Hiburan
e. Acara penyambutan tamu
f. Acara hari besar keagamaan

Fungsi tari dalam masyarakat juga mengacu kepada teori yang dinyatakan oleh soedarsono “Tari yang sejak lama menjadi kehidupan manusia purba mempunyai peran yang sangat penting, baik sebagai sarana upacara keagamaan maupun sebagai saluran-saluran untuk mengekspresikan perasaan gembira, meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana”.(1978:17) Menurut G.P. Kurath menjelaskan ada 14 macam fungsi tari dalam masyarakat yaitu:

1. Untuk upacara pubertas
2. Upacara inisasi
3. Percintaan
4. Persahabatan
5. Upacara perkawinan
6. Pekerjaan
7. Upacara kesuburan
8. Perbintangan
9. Upacara perburuan
10. Lawakan
11. Perang
12. Upacara pengobatan
13. Upacara kematian
14. Sebagai tontonan(Soedarsono, 1985 : 16)

a. Lagu Zapin
Lancang Kuning Lancang Kuning
Berlayar malam hai berlayar malam
Lancing kuning lancang kuning
Berlayar malam berlayar malam

Haluan menuju haluan menuju kelaut dalam
Haluan menuju haluan menuju kelaut dalam
Lancang kuning lancang kuning
Lancang kuning lancang kuning

Kalau nahkoda kalau nahkoda
Kuranglah paham hai Kuranglah paham
Kalau nahkoda kalau nahkoda
Kuranglah paham hai kuranglah paham

Alamatlah kapal alamatlah kapal akan tenggelam
Alamatlah kapal alamatlah kapal akan tenggelam
Lancang kuning berlayar malam
Lancang kuning berlayar malam

b. Nilai estetika dalam kostum tari zapin
Kostum atau busana tari zapin secafra tradisi memakai pakaian melayu. Pakaian ini amat banyak variasinya, karena dilatar belakangi oleh masyarakat dan kebudayaan melayu yang majemuk. Kemajemukan ini terwujud melalui kontak-kontak budaya tempatan dengan budaya luar yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Pakaian yang digunakan zapin yang bernuansa islamiah itu lah yang menimbulkan nilai estetika yang tinggi sebab pakaiannya saja sudah menimbulkan suatu norma kesopanan didalam berpakaian. Dan dengan cara berpakaian itu saja sudah menjadi acuan dalam masyarakat dan menjadi aturan khusus serta berpakaiannya sejalan dengan adat istiadat yang berlaku.

Fungsi penataan busana itu adalah:
a. Menutupi tubuh penari
b. Memperjelas garis-garis ruang gerak penari
c. Mendukung ungkapan suasana tari
d. Mempertegas identitas tari
e. Tidak mengganggu gerak penari.

Didalam karangan buku Prof. Dr. R. M. Soedarsono yang berjudul Performance of Art In Indonesian at Globalization Era (Seni Pertunjukan Di Indonesia Di Era Globalisasi) Soedarsono mengungkapkan bahwa kata zapin itu Berasal dari kata Zaffa (Menuntun Pengantin wanita menuju perkawinan), Zafah(perkawinan), serta Zafana(tari yang dipersembahkan pada upacara perkawinan). Dan tari ini tidak begitu formal dan dilakukan secara berpasang-pasangan dengan mengutamakan langkah kaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Privacy Policy - Festival Kampung Senapelan Copyright @ 2014 - Theme by djemari.org